Sabtu, 21 April 2012

Uji Motilitas Bakteri

Dasar Teori
 Diantara ciri-ciri utama sel bakteri yang dipelajari adalah ukuran, bentuk, susunan dalam kelompok, struktur sel, dan bagian-bagian lain yang memberi ciri khas bagi pengenalan bakteri tersebut seperti flagel, kapsul, spora dan sebagainya. Motilitas suatu bakteri juga merupakan ciri khas bagi pengenalan bakteri. Yang dimaksud dengan gerak ini adalah sifat atau kemampuan bakteri untuk dapat berpindah tempat dengan menggunakan salah satu bagian tubuhnya. Jadi bukan gerak yang disebabkan oleh pengaruh luar, seperti bergetar atau gerak maju mundur yang disebabkan oleh benda-benda halus yang berada dalam cairan suspensi, sebagai akibat pertumbukan molekul-molekul cairan dengan bakteri tersebut (gerak semacam ini disebut gerak Brown). Salah satu bagian tubuh atau organ yang dimaksud adalah flagel. Bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi flagel tidak ditemukan pada semua jenis bakteri. Oleh karena itu dapat atau tidaknya bakteri bergerak merupakan salah satu ciri yang dapat digunakan  dalam identifikasi bakteri.
Diantara banyak anggota Protista sekurang-kurangnya ada empat gerakan berpindah yang dapat dibedakan, yaitu gerak amoeboid, gerak meluncur, gerak yang disebabkan oleh berputarnya sel berbentuk sawa (Spirochaetales), dan gerak yang disebabkan adanya gerak seperti mendayung oleh flagel atau bulu cambuk. 
Flagel sebagai alat gerak bakteri adalah suatu organ berupa benang yang berpangkal dalam sitoplasma (Indrawati, dkk., 2002) atau flagel adalah semacam untai rambut yang menembus keluar dinding sel dan menimbulkan gerak berenang (Usman, 1987). Sedangkan menurut Pelczar (1986) flagelum adalah embel-embel seperti rambut yang teramat tipis mencuat menembus dinding sel dan bermula dari tubuh dasar, suatu struktur granular tepat di bawah membran sel di dalam sitoplasma (jamak, flagela). Flagelum inilah yang menyebabkan motilitas pada sel bakteri.      


Flagel tersusun dari tiga atau lebih serat paralel atau melilit memanjang, terbuat dari protein tipe flagelin yaitu semacam miosin, lebih halus dari flagel ialah bulu getar (silia) eukarion. Tiap serta adalah rantai polipeptida berbentuk sawa. Flagel terdiri dari tiga bagian :
1.      Tubuh dasar
            Bagian dasar flagel berhubungan dengan membran sitoplasma dan dinding sel.
2.      Struktur seperti kait
Struktur ini terdiri dari dua (pada bakteri Gram positif) atai empat (pada bakteri Gram negatif) bagian berupa cincin yang melekatkan flagel itu pada membra sitoplasma dan dinding sel. Tersusun dari subunit protein (monomer) yang diatur dalam pola sawa. Hilangnya dinding sel tidak mengganggu flagel, hanya bila dinding sel tidak ada, gerak bakteri itu berkurang.
3.      Sehelai filamen panjang di luar dinding sel
Bahan filamen berbentuk sawa, biasanya beberapa kali lebih panjang dari selnya sendiri.
Lama benar orang tidak tahu dengan pasti, apakah flagel itu tumbuh pada dinding sel ataukah mempunyai akar di dalam sitoplasma, atau mungkinkah flagel itu hanya merupakan kepanjangan protoplasma melalui celah-celah di dalam dinding sel. Elektron mikroskop menunjukan bahwa flagel itu benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik-titik tepat di bawah membran sel; pangkal itu disebut rizoblast (Dwidjeseputro, 1980). Tetapi menurut  Usman (1987), terdapat flagel yang memiliki flagel ekstern. Tetapi didalam selnya terdapat strukur yang mirip flagel tepat di bawah pembungkus luar sel, dan dinamakan flagel periplasma, pernah disebut fibril taksis atau endoflagel. Inilah yang menyebabkan gerak spirokheta, tetapi bagaimana terlaksananya masih belum jelas diketahui.
Flagel menurut letak dan jumlahnya merupakan salah satu ciri yang dapat digunakan dalam identifikasi bakteri. Macam-macam letak flagel:
-          monotrik; (monotrich; monos, tunggal; thrix, rambut) satu flagel pada salah satu ujung sel bakteri. Contoh bakteri Pseudomonas aeruginosa
-          amphitrik; (amphitrich; amphi, dua-dua) satu flagel pada kedua ujung sel bakteri. Contoh bakteri
Spirillum serpens
-          lofotrik; (lophotrich; lophos, tumbuh berupa segumpal rambut) lebih dari satu flagel pada salah
satu atau kedua ujung sel bakteri. Contoh Pseudomonas flourescens
-          peritrik; (peritrich; peri, sekitar) flagel keluar dari tiap bagian permukaan sel bakteri. Contoh
bakteri Salmonella typhii
-     atrik; tidak ada flagel, umumnya bakteri berbentuk kokus.
Karena ada bukti-bukti bahwa bakteri yang amfitrik itu sebenarnya bakteri yang sedang atau akan membelah diri, maka timbullah pendapat baru untuk mengadakan dua klasifikasi saja mengenai kedudukan flagel, yaitu flagel terminal yang terdapat pada ujung saja seperti Vibrio, Spirillum, dan Pseudomonas, dan flagel lateral seperti halnya Escherichia coli, Proteus vulgaris serta pada beberapa Bacillus dan Clostridium yang dapat bergerak. 

Pengecatan Flagel Metode Gray
Flagel adalah alat gerak berbentuk cambuk pada sejumlah organisme bersel satu.
Flagel tersusun atas 3 bagian,yaitu :


    Pangkal (basal) merupakan bagian yang berhubungan dengan membrane plasma
-        Hook yang pendek
-        Filamen yang menyerupai benang yang panjangnya sampai beberapa kali melebihi panjang tubuhnya.
Lalu bagaimana cara mengetahui adanya flagel pada bakteri?
Yaitu dengan melakukan pengecatan flagel, metode yang digunakan adalah metode gray
1.       Tujuan Pengecatan              : untuk mengetahui adanya flagel pada bakteri
2.      Prinsip                       : flagel mampu mengikat zat warna karena penggunaan mordant dan berwarna merah ungu apabila dilakukan pengecatan metode Gray
3.      Alat dan bahan       :
·       Objek glass
·       Pipet tetes steril
·       Pembakar spirtus
·       Sampel bakteri
·       Incubator
·       Cat mordant dan carbol fuchsin
·       Mikroskop
·       Emersi oil
4.     Cara kerja                 :
A.     Lakukan uji motil lebih dahulu
B.     Pembuatan preparat
·       Siapkan objek glass yang bersih,kering,bebas lemak
·       Teteskan 1 tetes sampel bakteri di tepi objek glass menggunakan pipet tetes steril secara aseptis
·       Objek glass dimiringkan sehingga tetesan mengalir keujung yang lain
·       Keringkan objek glass dalam incubator suhu 56oC selama 10 menit
C.    Pengecatan
·       Genangi preparat dengan larutan mordant selama 10 menit, buang sisa cat cuci dengan air mengalir
·       Genangi dengan carbol fuchsin 5 menit, buang sisa cat cuci dengan air mengalir
·       Kering anginkan
·       Amati di bawah mikroskop dengan lensa objektif 100x + emersi oil (perbesaran 1000x)
5.      Hasil                           :

6.      Kesimpulan                            : dalam sampel ditemukan bakteri batang memiliki organelle flagel                                                       peritrik


7.      Pembahasan            :
Flagel memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Pada pengecatan flagel, sebelum ditetesi carbol fuchsin terlebih dahulu ditetesi/digenangi mordant.
Fungsi mordant :
-      Untuk mengintensifkan pengikatan cat
-      Untuk memperjelas diameter flagel
-      Memberi warna yang kontras
Terdiri dari campuran :
5 cc larutan jenuh kalium aluin dalam aquades
2 cc larutan asam tanin 20% dalam aquades
2 cc HgCl 2 jenuh dalam aquades
0,4 cc larutan basic fuchsin jenuh dalam alcohol 96%
Berdasarkan letak dan jumlah flagel bakteri dibedakan :
-      Artik (tidak berflagel)        : bakteri coccus
-      Monotrik (flagel tunggal di ujung ) : Vibrio cholera, E.coli
-      Lofotrik (satu/seberkas flagel di salah 1 ujung) : Pseudomonas aeroginusa , Spirilum volutant
-      Amfitrik (satu/seberkas flagel di ke2 ujung ) : Spirillum seifem
-      Peritrik (flagel di seluruh permukaan tubuh ) : Proteus vulgaris


-   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar