Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 20 mg – 40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. ProsedurUntuk mengukur kadar ureum diperlukan sampel serum atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml darah vena pada tabung bertutup merah atau bertutup hijau (heparin), hindari hemolisis. Centrifus darah kemudian pisahkan serum/plasma-nya untuk diperiksa. Penderita dianjurkan untuk puasa terlebih dulu selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah untuk mengurangi pengaruh diet terhadap hasil laboratorium.Kadar ureum (BUN) diukur dengan metode kolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi. Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim ureaseyang sangat spesifik terhadap urea. Konsentrasi urea umumnya dinyatakan sebagai kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen urea darah (blood urea nitrogen, BUN). Namun di beberapa negara, konsentrasi ureum dinyatakan sebagai berat urea total. Nitrogen menyumbang 28/60 dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea dapat dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan 60/28 atau 2,14.Kreatinin merupakan produk sisa dari perombakan kreatin fosfat yang terjadi di otot. Kreatinin adalah zat racun dalam darah, terdapat pada seseorang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan normal. Kadar kreatinin pada pria max 1,6 kalau sudah melebihi 1,7 harus hati-hati. Jangan-jangan nanti memerlukan cuci darahKreatinin: hasil katabolisme kreatin. Koefisien kreatinin adalah jumlah mg kreatinin yang diekskresikan dalam 24 jam/kg BB. Nilai normal pada laki-laki adl 20-26 mg/kg BB. Sedang pada wanita adl 14-22 mg/kg BB. Ekskresi kreatinin meningkat pada penyakit otot.Kreatinin adalah produk sampingan dari hasil pemecahan fosfokreatin (kreatin) di otot yang dibuang melalui ginjal. Pada pria, normalnya 0,6 – 1,2 mg/dl. Di atas rentang itu salah satunya mengindikasikan adanya gangguan fungsi ginjal. Tetapi kami rasa angka 1,3 mg/dl masih tergolong normal, walaupun Anda sebaiknya mulai waspada.
umeyme Sevenfoldism Kuduscityofevil
Kamis, 08 November 2012
Jumat, 05 Oktober 2012
hemostasis Trombosit
HEMOSTASIS
Hemostasis adalah peristiwa berhentinya suatu pendarahan sebagai reaksi tubuh terhadap adanya luka. Mekanisme hemostasis yang seimbang terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu:
1. Faktor Vaskulair
2. Faktor Trombosit
3. Faktor koagulasi
4. Faktor fibrinolysis
Adapun fungsi dari proses hemosetasis ini adalah:
1. Mencegah pengeluaran darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari:
a. Intergrintas pembuluh darah
b. Fungsi trombosit yang normal
2. Menghentikan pendarahaan dari pembuluh darah yang terluka.proses yang terjadi setelah adanya suatu luka adalah:
a. Vasokonstraksi pembuluh darah
b. Pembentukan sumber trombosit
c. Proses pembekuan darah
Bila terjadi suatu luka pada pembuluh darah maka pembuluh darah tersebut akan mengalami vasokontraksi sehingga aliran terhambat dan darah yang dikeluarkan juga sedikit serta terjadi kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah yang cukup lama
Kontraksi trombosit dg pembuluh darah tersebut akan mengakibatkan adesi trombosit dg jaringan kolagen proses ini mermelukan adanya glokoprotein 1b dari trombosit dan faktor von willebrand dari pembuluh darah
Trombosit yg mengalami adesi melepaskan ADP (Adenosine DiPhosphat)dan trombosit A2 yg akan menyebabkan terjadinya agegrasi trombosit sehingga terbentuknya suatu sumbatan trombosit yang tidak setabil.
PROSES PEMBEKUAN DARAH
Proses pembekuan darah terjadi karena adanya aktivitas dari ke 12 pembekuan darah yg ada aliran darah dan proses ini terbagi menjadi 2 jalur yaitu:
1. Jalur Intriksi : pada jalur ini semua bahan yg dilakukan untuk proses pembekuan darah terdapat dalam aliran darah
2. Jalur Extrinsik : pada jalur diperlukan bahan y6g berasal dari jaringan pembulikah darah yang terluka/rusak (tissue faktor/tissue tromboplatin)
Gabungan faktor yang intriksik dan ektrinsik tresebut akan mengakibatkan perubahan faktor X menjadi faktor Xaktif dan selanjutnya bersama sama membentuk benang fibrin.
FAKTOR FAKTOR PEMBEKUAN DARAH:
Faktor I : Fibrinogen
Faktor II : Protrombin
Faktor III : Tisuue Tromboplastin
Faktor IV : Calcium
Faktor V : Proaccelerin = Labile faktor
Faktor VII: Proconventin = stable faktor
Faktor VIII: Anti hemophilic faktor (hemophili A)
Faktor IX : Christmas faktor (hemophili B)
Faktor X : Stuart faktor
Faktor XI : Plasma tromboplastin antecedent(PTA)
Faktor XII: Contac faktor = hegeman faktor
Faktor XIII: Fibrin stabilizing faktor
FAKTOR FIBRINOLYSIS:
Dismping system pembekuan darah yg ada dalam plasma terdapat pula suatu system yang dikenal sebagai: FIBRINOLYSIS yang berfungsi untuk:
1. Membatasi pembekuan fibrinolysis didaerah luka
2. Menghacurkan fibrin sumbat trombosit
Fibrinilysis adalah proses degeradasi bekuan fibrin yang terjadi secara ensimatis yang berperan pada fibrinolysis ini adalah system proesim yg dalam keadaan normal berada dalam bentuk inaktif.
Plasmin yang terbentuk ini akan mencegah fibrin menjadi bahan yg soluble sehingga sumbat trombosit akan hancur peristiwa ini merupakan hal yang fisiologi kelebihan plasmin akan diinatifkan kembali oleh alpa2 anti plasmin
Pada keadaan dimana terjadi peningkatan plsminogen activator defisnai alpa2 anti plasmin akan timbul pendarahan karena plsmin yg ada selain menghancurkan fibrin juga akan menghancurkan bahan lain seperti : fiobrinogen fv dan fvii sehingga terjadi proses fribnolysis yang patologis
HITUNG TROMBOSIT
Hitung trombosit dapat dilakukan dengan cara langsung dan tak langsung. Cara langsung dapat dilakukan dengan cara manual, semi otomatik, dan otomatik.
Pada cara manual, mula-mula darah diencerkan dengan larutan pengencer lalu diidikan ke dalam kamar hitung dan jumlah trombosit dihitung dibawah mikroskop. Untuk larutan pengencer yang dipakai larutan Rees Ecker atau larutan amonium oksalat 1%. Cara manula mempunyai ketelitian dan ketepatan yang kurang baik, karena trombosit kecil sekali sehingga sukar dibedakan dari kotoran kecil. Lagi pula trombosit mudah pecah dan cenderung saling melekat membentuk gumpalan serta mudah melekat pada permukaan asing. Oleh karena itu alat-alat yang dipakai harus betul-betul bersih dan larutan pengencer harus disaring terlebih dahulu. Sebagai bahan pemeriksaan d ipakai darah dengan anticoagulant sodium ethylendiamine tetraacetate yang masih dalam batas waktu yang diijinkan artinya tidak lebih dari 3 jam setelah pengambilan darah.
Pada cara semi otomatik dan otomatik dipakai alat electronic particle counter sehingga ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Akan tetapi cara ini masih mempunyai kelemahan, karena trombosit yang besar (giant trombocyte) atau beberapa trombosit yang menggumpal tidak ikut terhitung, sehingga jumlah trombosit yang dihitung menjadi lebih rendah.
Pada cara tak langsung, jumlah trombosit pada sediaan hapus dibandingkan jumlah trombosit dengan jumlah eritrosit kemudian jumlah mutlaknya dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit.
Karena sukarnya dihitung, penilaian semi kuantitatif tentang jumlah trombosit dalam sediaan hapus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaringan. Pada sediaan hapus darah tepi, selain dapat dilakukan penilaian semi kuantitatif, juga dapat diperiksa morfologi trombosit serta kelainan hematologi lain. Bila sediaan hapus dibuat langsung dari darah tanpa antikoagulan, maka trombosit cenderung membentuk gumpalan. Jika berarti membentuk gumpalan berarti tedapat gangguan fungsi trombosit.
Dalam keadaan normal jumlah trombosit sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya dan berkisar antar 150.000 – 400.000 per µl darah.
Pada umumnya, jika morfologi dan fungsi trombosit normal, perdarahan tidak terjadi jika jumlah lebih dari 100.00/µl. Jika fungsi trombosit normal, pasien dengan jumlah trombosit diatas 50.000/µl tidak mengalami perdarahan kecualai terjadi trauma atau operasi. Jumlah trombosit kurang dari 50.000/µl digolongkan trombositopenia berat dan perdarahan spontan akan terjadi jika jumlah trombosit kurang dari 20.000/µl.
Jumat, 22 Juni 2012
Isolasi Dan Inokulasi Bakteri
Isolasi
adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan,
sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut
disebut kultur murni (Rusli, 2010 hal.14).
Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106).
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).
Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri (Irianto, 2006 hal. 126).
Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto 2006 hal.126-128)
1. Cara penggarisan
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya.
2. Cara tuang
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah sebagai berikut :
a. Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat pengenceran.
b. Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter dan diletakkan ke dalam pinggan petri steril.
c. Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang medium pembiakan yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira 40oC-45oC. Dengan perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan memutar tanpa diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur rata dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku.
d. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam, kemudian koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan tidak murni untuk penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan reaksi terhadap medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri.
3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring
Untuk mendapat biaka murni penanaman dalam medium pembiakan miring sebagai berikut :
a. Tabung medium pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung bawah. Bahan penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan.
b. Dengan jari kelingking tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar ditarik keluar. Setelah itu segera mulut tabung dijilatkan pada api.
c. Dengan mulut tabung masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada ujung jarum ditanam pada permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai dari dasar tabung di buat garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk persediaan.
d. Segera setelah menanam mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera ditutup dan jarum bekas penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke tempatnya.
e. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam.
Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106).
Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).
Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri (Irianto, 2006 hal. 126).
Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto 2006 hal.126-128)
1. Cara penggarisan
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya.
2. Cara tuang
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah sebagai berikut :
a. Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat pengenceran.
b. Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter dan diletakkan ke dalam pinggan petri steril.
c. Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang medium pembiakan yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira 40oC-45oC. Dengan perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan memutar tanpa diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur rata dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku.
d. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam, kemudian koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan tidak murni untuk penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan reaksi terhadap medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri.
3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring
Untuk mendapat biaka murni penanaman dalam medium pembiakan miring sebagai berikut :
a. Tabung medium pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung bawah. Bahan penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan.
b. Dengan jari kelingking tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar ditarik keluar. Setelah itu segera mulut tabung dijilatkan pada api.
c. Dengan mulut tabung masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada ujung jarum ditanam pada permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai dari dasar tabung di buat garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk persediaan.
d. Segera setelah menanam mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera ditutup dan jarum bekas penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke tempatnya.
e. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam.
Senin, 18 Juni 2012
titration iodimetri
Iodimetri une analyse titrimétrique sont directement utilisées pour le thiosulfate de sodium ou zatreduktor avec une solution d'iode ou en ajoutant un excès de solution standard. L'excès d'iode est titré de retour avec larutantiosulfat.
Pour les composés ayant un potentiel de réduction à faible peut être direksikansecara parfaite dans des conditions acides. Les indicateurs utilisés dans cette méthode est un indicateur kanji.Dalam iodometrik méthode, nous utilisons un indicateur à l'amidon de dimanawarna solution d'iode 0,1 N est suffisamment intense pour que l'iode peut agir comme un indicateur pour lui-même. L'iode a également donné une couleur pourpre intense ou violetyang solvant pour les matières telles que le tétrachlorure de carbone et le chloroforme de chlorure. Solution Namundemikan de l'amidon est plus couramment utilisé, parce que le bleu foncé iode-amidon darikompleks acte comme un test très sensible pour certains iodine.Dalam procédé indirect pengoksid nombreuses et puissantes dapatdianalisis agents en ajoutant l'iodure de potassium et en titrant l'excès d'iode yangdibebaskan. Parce que de nombreux agents sont nécessaires solution d'acide pengoksid à réagir avec de l'iode, le thiosulfate de sodium est couramment utilisé comme titrannya.Iodimetri et iodométrie est la méthode fondamentale de la détermination de la détermination quantitative est le nombre de je
2
, Qui réagit avec les images ou formé oleh1
Minggu, 17 Juni 2012
Jumat, 15 Juni 2012
Rabu, 13 Juni 2012
Langganan:
Postingan (Atom)